Wednesday, December 7, 2011

Bumi yang Kuat dan Manusia yang Sombong

Terinspirasi (lagi) dari bukunya Paulo Coelho yang berjudul The Winner Stands Alone. Pembahasan menarik mengenai isu lingkungan dan bagaimana kita semua berlomba-lomba menyelamatkan bumi.
Terlepas dari perang, bencana kelaparan di Afrika, terorisme, pelanggaran hak asasi manusia, serta sikap arogan beberapa negara maju – dunia sibuk  memikirkan cara untuk menyelamatkan planet bumi yang malang dari berbagai ancaman yang dilakukan manusia.
“Ekologi. Selamatkan bumi. Konyol Sekali”
Namun Hamid tahu tidak ada gunanya melawan pendapat kolektif. Warna, aksesori, kain, acara-acara sosial yang diadakan kalangan Superclass, buku-buku yang terbit, music yang diputar di radio, film documenter yang dibuat para mantan politisi, film-film baru, bahan baku sepatu, bio-fuel baru, berbagai petisi yang diserahkan pada anggota kongres dan parlemen, saham-saham yang dijual bank-bank terbesar didunia, semuanya akan terfokus pada satu hal: menyelamatkan Bumi. Banyak dana terkumpul dalam semalam; berbagai perusahaan multinasional mendapat liputan besar oleh pers hanya karena tindakan tidak penting yang mereka lakukan; berbagai LSM palsu memasang iklan di berbagai stasiun TV ternama dan mendapatkan donasi ratusan juta dollar karena semua orang sepertinya terobsesi dengan nasib Bumi.
Setiap kali ia membaca artikel di Koran atau majalah yang ditulis oleh para politisi yang menggunakan isu pemanasan global atau kerusakan lingkungan sebagai landasan kampanye pemilu mereka, Hamid berpikir:
“kenapa kita sesombong itu? Planet ini, dari dulu hingga sekarang dan sampai selamanya tetap lebih kuat daripada kita. Kita tidak bisa menghancurkan Bumi; kalau tindakan kita mulai di luar batas, planet inilah yang akan melenyapkan kita dari permukaannya, sementara Bumi sendiri tetap ada. Mengapa mereka tidak berbicara tentang cara pencegahan supaya bumi ini tidak menghancurkan kita?
“karena ‘menyelamatkan Bumi’ seakan menunjukkan kekuatan, aksi, serta sifat agung. Sementara ‘mencegah Bumi agar tidak menghancurkan kita’ dapat mengarah pada rasa putus asa dan tidak berdaya, pada kesadaran bahwa kemampuan kita sangatlah terbatas”.

Begitulah pendapat kolektif selalu menyetir kita.

Buku The Winner Stands Alone – Paulo Coelho halaman 205-206 versi Indonesia.

Wednesday, November 23, 2011

Joan Kartini Rossi

Mahasiswa Tenik Sipil dan Lingkungan, Semester 7.
Institut Pertanian Bogor.
Sebentar lagi akan lengser dari jabatannya sebagai Sekretaris Umum Himatesil (Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan).

Mengapa Air Laut Asin?

Lima per tujuh bagian dari permukaan bumi ini merupakan samudera luas yang penuh air dengan rasanya yang asin. Setiap saat tanpa pernah berhenti, berjuta-juta sungai yang besar dan kecil menumpahkan dan melemparkan berjuta-juta ton kotoran ke laut yang asin itu. Kalau sekiranya air laut itu tidak asin, kotoran-kotoran itu akan mengeluarkan bau yang sangat busuk, sehingga dalam beberapa bulan saja seluruh air laut itu akan menjadi busuk, sebusuk-busuknya. Dan setiap ruang di permukaan bumi ini akan penuh dengan bau yang busuk itu, sehingga bukan saja akan merusak kesehatan, tetapi malah akan memusnahkan seluruh kehidupan di permukaan bumi ini.


Dengan air laut yang asin itu, Allah telah melindungi segala kehidupan di muka bumi ini. Satu perlindungan yang tak kurang penting dan hebatnya dengan terjadinya malam dan siang, perputaran bumi yang menimbulkan musim-musim itu.

Ditulis oleh Bey Arifin dalam buku Samudera al-Fatihah halaman 25.

Jurnalistik, Kapitalisme!

Datang ke sebuah seminar memang selalu menginspirasi, bahkan bisa memanggil kembali idealisme yang hilang akibat nyamannya hidup kemarin. Pada hari Sabtu, 19 November 2011 saya berkesempatan hadir pada acara Humans (Humanity by Words) - Menggugah Kepedulian Lewat Tulisan yang difasilitasi oleh Indonesia Magnificence of Zakat. Dalam acara ini diundang dua orang narasumber, yaitu Ahmad Fuadi seorang novelis dengan salah satu bukunya yaitu Negeri 5 Menara dan Sunaryo Adhiatmoko seorang jurnalis yang aktif menulis pada harian Republika.

Hal yang saya dapatkan dari acara ini adalah bahwa kita tidak perlu kaya untuk bisa membantu orang-orang miskin atau orang terbelakang. Kita bisa menulis tentang mereka, untuk kemudian diberitakan kepada khalayak ramai. Dengan tulisan yang jujur tanpa harus dibuat-buat kita bisa mendorong empati sesama sehingga muncul-lah gerakan kolektif masyarakat dalam melakukan perubahan-perubahan sosial yang adil bagi semua orang. Dengan hanya bermodalkan rasa ingin tahu, rasa ingin berbagi, semangat dan perjuangan, kita bisa membantu mereka yang menanti kita lewat tulisan-tulisan sebagai media yang akan memberikan ruang untuk menyuarakan kepentingan-kepentingan mereka yang dirugikan oleh sistem sosial, politik dan kebudayaan. Misalnya, dari pengalaman pak Sunaryo yang berkesempatan meliput tentang korban perang di Somalia. Ternyata anak-anak disana kondisinya sangat meprihatinkan seperti kondisi tubuh yang kurus kering bahkan perutnya membuncit akibat busung lapar. Berbeda hal nya dengan anak-anak korban perang di Palestina yang kondisi fisiknya relatif lebih baik daripada anak-anak Somalia. Namun kita terlalu sibuk dengan sesuatu yang lebih 'populer' untuk dibicarakan dan melupakan yang lain. Beruntung pak Sunaryo bisa kembali utuh ke tanah air dan bisa menyampaikan berita kepada kita. Saya sangat salut kepada jurnalis-jurnalis yang rela meninggalkan kehidupan nyamannya dan berjuang mengangkat derajat orang-orang kecil.

Mungkin banyak diantara kita yang berpikiran bahwa percuma kita mengangkat derajat orang yang terbelakang itu, karena kita beranggapan bahwa mereka sangat sulit untuk berubah dan terlalu konservatif atas pemikirannya sendiri. Mereka adalah korban dan hendaknya kita Jangan Pernah Menyalahi Korban (Don't Blame the Victim). Jangan lupa, mereka menjadi seperti itu karena tempaan lingkungan dan keadaan yang membelenggu mereka.

Kita-mungkin yang hidup di kota besar-yang memiliki idealisme tinggi sangat menentang kapitalisme. Akan tetapi seringkali kita lupa diri bahwa pola pikir dan sikap kita bahkan sudah sangat kapitalis. Sebagai contoh, pada saat kita membeli barang di pasar atau di toko kelontong budaya tawar-menawar sudah sangat mendarah daging. Kita lupa bahwa kita berhadapan dengan orang kecil dan malah ingin mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya. Disisi lain kita akan sangat bangga membeli suatu barang di dalam gedung besar berpendingin ruangan tanpa harus repot-repot menawar.

Monday, October 17, 2011

Gonna Miss You Guys, SIL 45!

ini video rekaman waktu praktikum BKTA semester 5. kita nyusurin saluran sungai dari bendung salabenda yang deket bubulak sampe ke sawah2 yang ada di desa cikarawang. ini kita lagi mau nyebrang saluran yang lebarnya kira2 satu meter tapi hebohnya minta ampun.haha


kalo yang ini si cila kang lawak abis pertandingan basket cewek di red's cup tahun 2010. lupa abis tanding sama siapa yang jelas kita kalah-sampe sekarang juga blom pernah menang, hiks- tapi gpp lah main buat seneng2, hehe.. check this out!



gonna miss you guys, moment to remember :)

Sunday, July 31, 2011

The Fifth Mountain - Paulo Coelho

Terima kasih banyak buat Chairul 'Nduy' Ikhwan dan Fadjar Djuniardi atas kado berlapis-lapis buat ultah ke-21 gw yang taunya isinya barang pinjeman lo semua, haha. (padahal gw yang nitip yak, thank you bro :)) 
eh, terima kasih juga buat hadiah buku the fifth mountain ini, I really happy to have friends like you :)
bukunya cukup bagus walaupun sedikit aneh, berikut cuplikan yang berkesan buat gw:

Jiwa manusia, seperti halnya sungai dan tanaman, juga membutuhkan hujan, meski dari jenis berbeda: harapan, keyakinan, alasan untuk hidup.

Tapi orang tak mungkin gagal meraih impiannya. Meski pada saat tertentu dia yakin dunia ini dan orang-orang lain lebih kuat daripada dirinya. Rahasianya cuma satu: jangan menyerah.

Kalau ada yang meminta pertolongan padaku, berarti keberadaanku di dunia ini masih ada gunanya.

Dari segala macam senjata penghancur ciptaan manusia, yang paling berbahaya-dan paling kuat-adalah kata-kata. Belati dan tombak meninggalkan bekas2 darah; anak panah bisa terlihat dari kejauhan. racun bisa dideteksi dan dihindari. tapi kata-kata bisa menghancurkan tanpa meninggalkan jejak.

Dia tak tahu para pejuang Asyur itu sangat cakap: ketika masuk menjadi tentara, mereka menanam pohon, dan setiap hari mereka melompati tempat benih pohon itu ditanam. ketika benih itu menjadi pohon kecil, mereka melompatinya. mereka tidak menjadi jengkel atau menganggap kegiatan itu sia-sia. sedikit demi sedikit pohon itu tumbuh, dan para prajurit itu melompat semakin tinggi. dengan sabar dan penuh dedikasi mereka menyiapkan diri mengatasi berbagai rintangan.

Apa pentingnya matahari yang bergerak sendirian di langit sana? apa pentingnya gunung yang menjulang di tengah-tengah lembah? apa pentingnya kehadiran sumur terpencil di suatu daerah? tapi merekalah yang menunjukkan jalan kepada rombongan karavan.

thanks juga buat Rahmayanti Pertiwi, Andi Iqra Selle Pais dan Taufik Akbar buat es krim dan perayaan sederhana, it was a nice moment in my bad day :)
thanks buat Rahmat Kurniawan yang udah rela diacak-acak kamarnya dan jadi tempat penginapan dadakan, haha.. 

mencari makna diri

Cerita dibawah ini merupakan cuplikan pada novel Paulo Coelho yang berjudul the Fifth Mountain. Mari kita lihat isi pesannya dengan keyakinan kita masing-masing.

Kadang-kadang kita perlu bergulat dengan Tuhan. Setiap orang pasti pernah mengalami tragedi dalam hidupnya; entah tragedi itu berupa kehancuran kotanya, kematian anak laki-lakinya, tuduhan yang tidak terbukti, penyakit yang membuatnya lumpuh selama-lamanya. Pada saat itu  berarti Tuhan menantangnya untuk mengkonfrontasi Dia dan menjawab pertanyaan-Nya: Mengapa engkau mempertahankan mati-matian hidupmu yang begitu singkat dan penuh penderitaan? apa artinya perjuangan mu itu?
Orang yang tidak tahu mesti menjawab apa atas pertanyaan ini akan menyerah, tapi orang yang berusaha mencari makna hidupnya dan merasa Tuhan telah bertindak tidak adil padanya, akan menantang takdirnya sendiri dengan berani. Pada saat itulah api dari langit akan turun menyambarnya-tapi bukan api yang membunuh, melainkan api yang meruntuhkan tembok-tembok lama dan menyingkapkan pada setiap manusia potensi-potensinya yang sejati. Orang-orang pengecut tidak pernah berani membiarkan hati mereka dibakar api ini; mereka tidak ingin ada perubahan, mereka ingin segala sesuatunya tetap sama, sehingga mereka bisa terus hidup seperti biasa dan berpikir dalam pola yang biasanya juga. Sementara itu, orang-orang pemberani membakar segala yang sudah lama dan meninggalkan segala-galanya-meski harus membayar mahal dengan menanggung penderitaan batin-termasuk Tuhan, dan meneruskan langkah ke depan.
"Orang-orang pemberani selalu keras kepala."
dan diatas sana, Tuhan pun tersenyum puas, sebab inilah yang Dia kehendaki; Dia ingin setiap orang memikul sendiri tanggung jawab atas hidupnya. sebab dalam analisis akhir nanti, bukankah Dia telah memberikan anugerah terbesar kepada anak-anakNya: kemampuan untuk memilih dan menentukan tindakan-tindakan mereka.

what do you think?

Tuesday, June 14, 2011

the Zahir - Paulo Coelho

aku suka baca buku-bukunya Paulo Coelho, meskipun aku rasa dia orang-hmm aku bingung mendeskripsikannya- silakan baca bukunya sendiri, tapi banyak paragraf yang buat aku terkesan. pada kesempatan kali ini beberapa rangkaian kata dari bukunya yang berjudul the Zahir.

 bila seseorang pergi, itu karena seseorang lain sudah waktunya datang. aku akan kembali menemukan cinta.

kebebasan bukanlah ketiadaan tanggung jawab, melainkan kemampuan untuk menentukan pilihan-dan melibatkan diri- pada apa yang terbaik untukku.

yang perlu kita lakukan hanyalah memperhatikan; pelajaran akan datang bila kita sudah siap, dan kalau kita bisa membaca isyarat-isyaratnya, kita akan mempelajari semua yang perlu kita ketahui untuk langkah berikutnya.

kalau kau menceritakan suatu kisah, artinya kau tidak betul-betul bebas dari kisah itu.

apakah itu cinta?atau itu ketergantungan?

tak ada yang lebih buruk daripada perasaan bahwa tak seorangpun peduli apakah kita ada di bumi ini atau tidak, bahwa tak seorang pun tertarik pada apa yang ingin kita katakan tentang kehidupan dan bahwa dunia akan tetap berputar walau kita tak ada.

lebih baik kelaparan daripada kesepian. karena kalau kau kesepian-dan yang kau maksud adalah kesepian yang terpaksa, bukan atas pilihan sendiri-kau akan merasa seakan-akan dirimu bukan lagi bagian dari umat manusia.

mungkin masih banyak bagian-bagian yang bagus, tapi kurang dapet feel-nya kalo ga ngerti jalan ceritanya.

Tuesday, June 7, 2011

#obral-obrol 1

Jatinegara, 4 juni 2011

Kemarin waktu di kelas pengantar manajemen, dosen kami membahas mengenai bagaimana caranya memotivasi karyawan. Dalam kuliah tersebut tentu dosen kami membahas tidak hanya materi kuliah saja, tetapi juga kejadian-kejadian nyata yang berkaitan. Seperti biasa setiap kuliah aku sama temen ku pasti kadang dengerin, kadang sibuk sendiri dan pasti ngobrolin hal penting-ga penting. Tiba dosen membahas mengenai peraturan yang berlaku sesuai kesepakatan. Bahwa peraturan berbeda disemua tempat. Tiba-tiba temen ku tergoda untuk berkomentar ada aturan yang aneh di bagian negara timur tengah sana. Di negara yang katanya menganut hukum islam itu, katanya ada aturan yang tidak membolehkan wanita keluar diatas jam 8 malam. Akibatnya ada suatu kasus dimana sang wanita keluar malam-malam dan diperkosa oleh 4 orang pria. Katanya dari kejadian itu sang wanita lah yang dihukum paling berat, karena melanggar aturan yang sudah ditetapkan. Hal ini muncul karena dahulu guru teman ku yang ‘orang bule’ menanyakan hal tersebut, mengapa negara yang hukumnya islam kejam begitu?temanku bingung menjawabnya. Menurut dia kita tidak bisa langsung serta merta bilang bahwa itu mungkin bukan islam yang benar, karna menurut dia siapa tau ada benarnya juga.
#random, aku lalu berkomentar “eh, kalo ga salah ya, kalo orang yang bersalah misalnya mencuri didalam islam kan hukumnya dipotong tangannya, katanya itu berarti dia sudah menebus dosanya didunia, jadi di akhirat dia ga perlu lagi dipotong tangannya berkali-kali”. Memori pelajaran yang pernah aku dapat kemudian bermonolog dalam pikiranku-bagi orang yang mengerti pasti paham mengenai hari pembalasan setelah kehidupan ini, mereka pasti juga tau, katanya kalo orang yang mencuri nanti hukumannya adalah tangannya dipotong berkali-kali ga putus-putus. Ga kebayang berapa lama kita di akhirat jika dibandingkan dengan kehidupan yang sangat singkat di dunia ini. Kalau dihitung-hitung rata-rata umur manusia sekitar 70 tahun. Kalau nabi-nabi jaman dulu bisa hidup sekitar 200 tahun. Nah, kalau di akhirat kita semua percaya hidup disana bisa mencapai ribuan tahun, bahkan abadi. 70 dibagi ribuan mungkin rasanya hanya kedipan mata kita di dunia. Back to topic, mengenai hukuman tadi, misalnya hukuman itu sudah dilaksanakan didunia, maka kita tidak perlu merasakan lagi di akhirat. Artinya, walaupun kedengarannya kejam, tapi hukuman itu tidak ada artinya jika kita melaksanakan hukuman di akhirat.
Lalu temanku bertanya-tanya, siapa yang berhak menghukum orang-orang bersalah itu di dunia ini. Karena kan ga bisa sembarangan orang bisa menghukum orang seenaknya. Legalitasnya apa?
Nah, disini aku jadi semakin yakin bahwa kita hidup dalam aturan Allah SWT. Untuk menyampaikan aturan itu, Allah menurunkan Rasul dan KitabNya yaitu Nabi Muhammad SAW dan kitab suci Quran. Fungsi rasul di dunia ini ga akan hilang walaupun Nabi Muhammad sudah meninggal. Oleh karena itu pasti ada semacam warisan yang tak pernah putus untuk menjalankan fungsi rasul ini yang legalitasnya dari Allah langsung. Bukan hukum yang dibuat manusia dan legalitasnya manusia yang berhak menentukan. Dan Allah telah berjanji untuk menjaga kemurnian Quran selamanya.
Aku lalu menjawab pertanyaan temanku, “kalau begitu harusnya pasti ada orang yang mempunyai tugas untuk menjalankan hukuman, yaitu petugas yang legalitasnya langsung dari Allah.” 

Tuesday, March 15, 2011

Pertumbuhan Ekonomi atau Pemerataan Ekonomi?

seperti biasa ngorek-ngorek tulisan apa yang ada di laptop, kemudian tertarik untuk berbagi salah satunya untuk di posting ke blog ini.

jadi ini adalah pengalaman waktu ikut Indonesian Youth Conference yang diadakan di Jakarta pada tahun 2010. banyak hal menarik yang aku dapatkan disana, tapi yang ingin aku ceritakan pada saat aku mengikuti sesi ekonomi. ada dua hal menarik yang saling berkaitan. pertama mengenai pertumbuhan ekonomi dengan Sumber Daya Manusia (SDM). mungkin kita sebagai mahasiswa seringkali protes akan kebijakan pemerintah mengenai status Perguruan Tinggi yang berubah-ubah. misalnya seperti Institut Pertanian Bogor (karna aku kuliah di IPB) yang resah akan mahalnya biaya pendidikan jika status perguruan tinggi ini tidak jelas. kita berteriak-teriak agar SPP kita bisa murah. semua pasti sadar bahwa Indonesia memang bukan negara maju yang punya banyak uang. oleh karena itu dalam setiap pengambilan keputusan, apalagi yang menyangkut masalah dana diambil berdasarkan prioritas. jika kita harus memilih dimanakah sebaiknya pemerintah memberikan perhatian lebih, ataukah di sekolah dasar?sekolah menengah?atau perguruan tinggi??

Mungkin sebagian dari kita lupa bahwa sektor yang paling penting untuk diperhatikan adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), karna selain pembentukan karakter pada seorang anak ada pada usia tersebut, juga bisa menyentuh seluruh lapisan masyarakat. karna kalau hanya perguruan tinggi saja hanya menyentuh golongan menengah keatas. tren pendidikan menyatakan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin sedikit golongan yang menikmati pendidikan tersebut. jika dihubungkan dengan biaya pendidikan, semakin tinggi jenjang pendidikan, maka semakin mahal biaya pendidikan tersebut. artinya pendidikan tinggi sebagian besar hanya dinikmati golongan menengah ke atas. 

Oleh karena itu jika yang lebih diutamakan pendidikan tinggi, maka sama saja dengan lebih membantu golongan yang menengah ke atas tadi.

yang kedua adalah antara pertumbuhan ekonomi dengan pemerataan ekonomi, yaitu lebih penting pemerataan ekonomi. karna terbukti negara dengan kesenjangan ekonomi paling sedikit, tindak kriminalitasnya paling rendah. dan ternyata pengemis adalah sebuah pekerjaan (bisa dikatakan profesi mungkin). bahwa ketika kita memberi pengemis, kita akan menaikkan supply dan otomatis menaikkan demand. bahwa pengemis sebenarnya menjual jasa. apalagi pada saat bulan Ramadhan. maka orang akan semakin banyak bersedekah pada pengemis. jasa yang ditawarkan adalah kepuasan si pemberi bahwa dia sudah menjadi orang yang dermawan dan menjadi orang baik. pada bulan suci ini juga kebanyakan orang akan belanja lebih banyak yang dapat menaikkan permintaan dah harga pun meningkat. karna pada bulan ini permintaan akan pengemis juga meningkat maka pekerja mengemis semakin banyak, kemudian muncul lah pengemis musiman yang akan mengambil lapangan pekerjaan orang yang benar-benar miskin. Maka, orang yang benar-benar membutuhkan pun akan menjadi orang yang paling menderita pada saat itu.

semoga kita bisa menjadi orang yang bijaksana :)


Sunday, March 13, 2011

Perfect or Outstanding?

kadang-kadang kita merasa sesuatu datang berlarian dalam kepala kita sampai terengah-engah. rasa ini kemudian memicu bagian dalam otak kita untuk menyalakan bom waktu yang sewaktu-waktu bisa saja meledak. rasa ini datang ketika kita melihat kelebihan dari orang lain entah itu rupanya yang memang sudah terukir di garis tangannya atau prestasi atas bulir keringat yang dikeluarkannya.

kadang kita ingin menjadi seseorang yang perfect tapi lupa untuk menjadi outstanding. perfect dan outstanding berasal dari bahasa inggris yand sering tercampur aduk artinya dalam bahasa indonesia. misalnya, jika seorang anak mendapat nilai 100 untuk ujiannya, maka nilainya adalah perfect dan kemampuannya adalah outstanding.  

jika diartikan kedalam bahasa indonesia perfect adalah sempurna, sedangkan outstanding adalah luar biasa. 

manusia yang sempurna adalah manusia yang memiliki nilai-nilai tertinggi. semua aspek dalam kehidupannya adalah baik tanpa cacat sedikitpun. ibadahnya tak pernah putus-putus selalu merindukan yang Maha Agung.rupanya menyenangkan orang yang melihatnya. sikapnya tidak pernah membuat sakit hati orang lain. kecerdasannya membawa manfaat bagi lingkungannya. hidupnya selalu berkecukupan tanpa kekurangan sesuatu apapun. namanya bersinar karena prestasinya.  dan masih banyak sekali definisi sempurna yang tidak bisa aku tuliskan satu-persatu.

sayangnya kita sebagai manusia tidak mungkin menjadi sempurna karena kesempurnaan hanyalah milik-Nya. tapi menjadi manusia yang luar biasa bukanlah hal yang tidak mungkin.

untuk menjadi manusia luar biasa cukup dengan modal mimpi dan komitmen. mimpi dan cita-cita mungkin berangkat dari nilai-nilai kesempurnaan yang sudah disebutkan diatas. kita bisa mewujudkan hal-hal tersebut dengan adanya komitmen yang terus menyertai kita. komitmen disini bukan berarti kita akan terpuruk ketika kita melakukan suatu kesalahan atau mengalami kegagalan. komitmen disini adalah bagaimana kita sabar dalam menghadapi cobaan dan rintangan yang datang menggoda kita. komitmen untuk bangkit kembali ketika mengalami kegagalan.

manusia luar biasa tidak perlu mengharapkan kesempurnaan atas dirinya.

kebanyakan rakyat indonesia pasti mengenal cerita laskar pelangi.  didalamnya banyak tokoh-tokoh luar biasa yang tak perlu banyak prestasinya untuk bisa dikenang. tak perlu bagus rupanya untuk bisa diingat. seperti sosok Bu Muslimah yang luar biasa, tanpa berputus asa walaupun muridnya sedikit (10 orang) dan juga gaji yang sangat minim, namun Sang Pahlawan tan tanda jasa ini terus berupaya untuk tetap melanjutkan sekolah SD Muhammadiyah tempat ia betul-betul mengabdi. mungkin Bu Muslimah cukup beruntung karena namanya bisa dikenang banyak orang dan namanya bersinar di dunia. ada pula sosok luar biasa yang mungkin  tidak memenangkan nobel untuk mengenang jasanya, siapa pula yang peduli pada petani miskin tak berpendidikan namun di setiap hari waktunya menanam padi dengan ikhlas untuk kemudian hasilnya sampai kepada perut kita.

nobody's perfect but every one can be outstanding.

Monday, March 7, 2011

who wants to be a leader??

not everyone in this world want to be show as a leader. so many factors that cause it. here are my opinion.

three things that someone not brave enough to be a leader:
1. don't want to take the responsibility
2. afraid to face the contrary upon them
3. afraid to lost their quality time

i think this can reduce the problem why people afraid to be a leader:
1. human was created in this world to be a leader. there something we ought to realize that what for we live in this world. don't afraid to make mistakes. nobody's perfect. we just try to do the best. 
2. every single thing in this world has two side in it. it's a natural about pro and contra. we are human, not an angel. the most perfect human in this world which is Rasulullah SAW also get the pressure from his enemies, even worse. but there is something called 'patient'. the more precious you are the more tests you get.
3. back to the first point, the creation of human must have it's own purpose. later we will be asked with our Creator, 'what have you been doing in this world?'. do you have the answer?

Saturday, February 5, 2011

Angkutan Umum Jakarta!

liburan di jakarta ngebuat aku inget sama kenangan-kenangan jaman SMA. bukan kenangan lika-liku persahabatan pada saat itu apalagi kenangan cinta. yang aku kenang adalah masa-masa kemana-mana pergi naik angkutan umum, seperti bajaj, kwk, mikrolet, metromini, kopaja, bis dan transjakarta. sayangnya aku ga pernah naik bemo. paling naik ojek setiap pagi waktu berangkat sekolah sehabis turun dari mikrolet 06A. ongkosnya waktu itu 500 perak naik angkot dan 2000 perak naik ojek. eh tapi kalo ga salah akhirnya naik mikrolet jadi seribu perak pada tahun 2007. 
hmm, sebenernya aku bukan mau cerita daftar harga naik angkot sih. yang mau aku ceritain adalah gimana suka dukanya naik angkutan umum. kita mulai dari sukanya dulu deh, soalnya yang dukanya banyak banget. sukanya itu kita ga perlu repot-repot cari tempat parkir kalo kemana-mana, nyampe tempat tujuan langsung turun didepannya (ga selalu juga sih). trus apalagi ya?kayaknya suka nya itu doang..
nah kalo dukanya, pertama: semua bangsa Indonesia juga tau kalo naik angkot tuh suka banget yang namanya ngetem. bete banget kalo lagi buru-buru nungguin angkot ngetem. belom lagi panasnya. kalo lagi siang bolong tuh pas matahari lagi senyum cantik banget berasa dipanggang di dalem angkot. kedua: angkot di jakarta kayaknya ga menjamin keselamatan nyawa manusia yang duduk didalemnya. apalagi yang namanya metromini atau kopaja suka banget ngebut2an, apalagi kalo udah ada saingannya di belakang. bisa nyampe nyerempet2, nerobos lampu merah, nerobos palang kereta api. wahana di Dufan mah kalah. terus kalo lagi kayak gitu, penumpang mau turun, itu angkot ga bakalan berenti di pinggir jalan apalagi di halte. pasti ditengah jalan dan penumpang dipaksa turun dimana bis masih jalan, paling diteriakin "kaki kiri-kaki kiri, awas jatoh!". ketiga: ngejamin keselamatan aja ngga apalagi kenyamanan. kalo naik mikrolet itu bangku harus bener2 4-6, maksudnya 6 duduk di kanan, 4 duduk di kiri. ga peduli ukuran badan penumpang segede apa. kebayang tuh mau turun aja susah. kalo metromini biasanya bangkunya jaraknya pendek2, kadang2 dengkul suka ga muat duduknya jadi harus duduk miring, belom kalo bangkunya keras atau diatas mesin kan panas banget. hawa didalemnya juga ga enak. baunya kayak bau matahari dicampur bau pesing khas terminal. keempat: kalo lagi jam ramai biasanya penumpang juga banyak, jadinya kalo naik bis/metomini sampe ada yang gelantungan di pintu. yang didalem?kadang ga perlu pegangan untuk jaga keseimbangan, depan-belakang-samping kiri-kanan udah siap menjaga kita tetap berdiri jadi barikade rapat nempel sama kita, duh bisa napak aja udah untung. kelima: copet?dimana-mana juga ada.



nah aku sangat berterimakasih dengan adanya angkutan umum bernama transjakarta. yaa, lebih manusiawi lah. cuma kalo jam sibuk yaa siap-siap aja kayak nonton konser. ngantri bis desek-desekan, dalem bis juga sampe nyesek. bisnya juga suka lama datengnya..yah nasib lah..
belom lagi kalo kita ngomongin kereta api, bisa panjang urusannya.
aku heran supir-supir angkutan umum itu ga disertifikasi ya?semua sama aja dari kwk sampe transjakarta supirnya ugal-ugalan. ngebut-ngerem mendadak. mesti jago deh, gimana cara berdiri supaya ga jatoh(aku sih udah ahlinya). masalahnya ini kan transportasi publik, yang melayani publik, bersangkutan dengan kenyamanan dan keselamatan orang banyak. tapi mungkin kalo yang bersangkutan sama orang banyak disini kurang berharga ya jadi ga penting. atau memang ga ada dana, ya kita positive thinking aja, semoga kita semua selamat. terutama buat orang menengah ke bawah yang ga punya mobil pribadi.

aku udah pernah ngalamin semuanya, dari desek-desekan, pasrah jadi barikade atau dibarikade, gelantungan di pintu, duduk cuma (maaf) pantatnya aja yang nempel,  berkali-kali mau di copet (untung berhasil digagalkan), hampir ditabrak gara-gara diturunin di tengah jalan, kejedot kalo angkotnya ngerem mendadak, dan lain-lain.
jadi ya kita ga bisa nyalahin juga kalo orang jakarta lebih milih beli mobil demi KEAMANAN dan KENYAMANAN walaupun konsekuensinya harus terjebak macet. sama aja toh, naik angkot juga macet-macetan. panas lagi. gak adem kayak di mobil.
ngomong-ngomong kalo para pejabat dan pembuat kebijakan itu kan umumnya naik mobil pribadi ya?jadi mana ngerti penderitaan naik angkot. emang ga penting deh suatu masalah sebelum masalah itu menimpa diri kita sendiri. mungkin aku akan terlupa dengan dengan kenangan ini, cita-cita memanusiawikan angkot di jakarta kalo aku ga mengalaminya lagi......