Sunday, July 31, 2011

The Fifth Mountain - Paulo Coelho

Terima kasih banyak buat Chairul 'Nduy' Ikhwan dan Fadjar Djuniardi atas kado berlapis-lapis buat ultah ke-21 gw yang taunya isinya barang pinjeman lo semua, haha. (padahal gw yang nitip yak, thank you bro :)) 
eh, terima kasih juga buat hadiah buku the fifth mountain ini, I really happy to have friends like you :)
bukunya cukup bagus walaupun sedikit aneh, berikut cuplikan yang berkesan buat gw:

Jiwa manusia, seperti halnya sungai dan tanaman, juga membutuhkan hujan, meski dari jenis berbeda: harapan, keyakinan, alasan untuk hidup.

Tapi orang tak mungkin gagal meraih impiannya. Meski pada saat tertentu dia yakin dunia ini dan orang-orang lain lebih kuat daripada dirinya. Rahasianya cuma satu: jangan menyerah.

Kalau ada yang meminta pertolongan padaku, berarti keberadaanku di dunia ini masih ada gunanya.

Dari segala macam senjata penghancur ciptaan manusia, yang paling berbahaya-dan paling kuat-adalah kata-kata. Belati dan tombak meninggalkan bekas2 darah; anak panah bisa terlihat dari kejauhan. racun bisa dideteksi dan dihindari. tapi kata-kata bisa menghancurkan tanpa meninggalkan jejak.

Dia tak tahu para pejuang Asyur itu sangat cakap: ketika masuk menjadi tentara, mereka menanam pohon, dan setiap hari mereka melompati tempat benih pohon itu ditanam. ketika benih itu menjadi pohon kecil, mereka melompatinya. mereka tidak menjadi jengkel atau menganggap kegiatan itu sia-sia. sedikit demi sedikit pohon itu tumbuh, dan para prajurit itu melompat semakin tinggi. dengan sabar dan penuh dedikasi mereka menyiapkan diri mengatasi berbagai rintangan.

Apa pentingnya matahari yang bergerak sendirian di langit sana? apa pentingnya gunung yang menjulang di tengah-tengah lembah? apa pentingnya kehadiran sumur terpencil di suatu daerah? tapi merekalah yang menunjukkan jalan kepada rombongan karavan.

thanks juga buat Rahmayanti Pertiwi, Andi Iqra Selle Pais dan Taufik Akbar buat es krim dan perayaan sederhana, it was a nice moment in my bad day :)
thanks buat Rahmat Kurniawan yang udah rela diacak-acak kamarnya dan jadi tempat penginapan dadakan, haha.. 

mencari makna diri

Cerita dibawah ini merupakan cuplikan pada novel Paulo Coelho yang berjudul the Fifth Mountain. Mari kita lihat isi pesannya dengan keyakinan kita masing-masing.

Kadang-kadang kita perlu bergulat dengan Tuhan. Setiap orang pasti pernah mengalami tragedi dalam hidupnya; entah tragedi itu berupa kehancuran kotanya, kematian anak laki-lakinya, tuduhan yang tidak terbukti, penyakit yang membuatnya lumpuh selama-lamanya. Pada saat itu  berarti Tuhan menantangnya untuk mengkonfrontasi Dia dan menjawab pertanyaan-Nya: Mengapa engkau mempertahankan mati-matian hidupmu yang begitu singkat dan penuh penderitaan? apa artinya perjuangan mu itu?
Orang yang tidak tahu mesti menjawab apa atas pertanyaan ini akan menyerah, tapi orang yang berusaha mencari makna hidupnya dan merasa Tuhan telah bertindak tidak adil padanya, akan menantang takdirnya sendiri dengan berani. Pada saat itulah api dari langit akan turun menyambarnya-tapi bukan api yang membunuh, melainkan api yang meruntuhkan tembok-tembok lama dan menyingkapkan pada setiap manusia potensi-potensinya yang sejati. Orang-orang pengecut tidak pernah berani membiarkan hati mereka dibakar api ini; mereka tidak ingin ada perubahan, mereka ingin segala sesuatunya tetap sama, sehingga mereka bisa terus hidup seperti biasa dan berpikir dalam pola yang biasanya juga. Sementara itu, orang-orang pemberani membakar segala yang sudah lama dan meninggalkan segala-galanya-meski harus membayar mahal dengan menanggung penderitaan batin-termasuk Tuhan, dan meneruskan langkah ke depan.
"Orang-orang pemberani selalu keras kepala."
dan diatas sana, Tuhan pun tersenyum puas, sebab inilah yang Dia kehendaki; Dia ingin setiap orang memikul sendiri tanggung jawab atas hidupnya. sebab dalam analisis akhir nanti, bukankah Dia telah memberikan anugerah terbesar kepada anak-anakNya: kemampuan untuk memilih dan menentukan tindakan-tindakan mereka.

what do you think?